kenapa sangat sulit untuk membuat sebuah komitmen?
contoh yang paling sepele adalah menjalani tugas kita sehari-hari...
saat kita sudah memutuskan sesuatu, harusnya kita siap dengan konsekuensinya..
tapi sangat sulit untuk menerima hal itu...
hari ini,kemalasan seperti biasa menang...
dalam logika atau pikiran ku,selalu berkata bahwa aku harus menjalani apa yang aku sudah putuskan...
tapi hati ku tak pernah mau untuk bergerak...
bagaimana mensingkronkan hati dan pikiran?
saat keduanya saling bertolak belakang, hati lah yang selalu menang...
jika logika kalah,semua rancangan akan gagal total...
dan selalu diakhiri dengan penyesalan...
namun jika logika selalu menang...
kadang kita akan menyakiti orang2 yang kita sayangi...
kadang ingin mengikuti arus air tanpa berpikir besok akan jadi apa dan seperti ap...
berkata 'y,sudahlah...' atau 'ga peduli'
tapi hidup hidup membutuhkan usaha...
setelah usaha, baru lah pasrah pada takdir Tuhan...
bukan menjalani tanpa pikir panjang...
hidup kadang harus spontan agar kita bisa menikmatinya...
tapi terlalu spontan akan menjadikan hidup sangat tidak teratur...
akan sangat egois jika menjalani hidup semau kita sendiri...
harus ada bagian dimana diri kita merupakan milik kita dan milik orang lain..
hidup seseorang, bukan merupakan hidupnya seutuhnya...
hidup nya milik Tuhan yang menciptakannya sehingga dia punya kewajiban untuk beribadah...
hidupnya milik orang tuanya sehingga dia punya kewajiban untukberbakti...
hidupnya milik orang lain sehingga diapunya kewajiban untuk saling membantu...
untuk menjalani semua kewajiban, logika dan perasaan mulai bermain...
yang jadi masalah adalah bagaimana menjadikan mereka partner kerja, bukan rival...
contoh yang paling sepele adalah menjalani tugas kita sehari-hari...
saat kita sudah memutuskan sesuatu, harusnya kita siap dengan konsekuensinya..
tapi sangat sulit untuk menerima hal itu...
hari ini,kemalasan seperti biasa menang...
dalam logika atau pikiran ku,selalu berkata bahwa aku harus menjalani apa yang aku sudah putuskan...
tapi hati ku tak pernah mau untuk bergerak...
bagaimana mensingkronkan hati dan pikiran?
saat keduanya saling bertolak belakang, hati lah yang selalu menang...
jika logika kalah,semua rancangan akan gagal total...
dan selalu diakhiri dengan penyesalan...
namun jika logika selalu menang...
kadang kita akan menyakiti orang2 yang kita sayangi...
kadang ingin mengikuti arus air tanpa berpikir besok akan jadi apa dan seperti ap...
berkata 'y,sudahlah...' atau 'ga peduli'
tapi hidup hidup membutuhkan usaha...
setelah usaha, baru lah pasrah pada takdir Tuhan...
bukan menjalani tanpa pikir panjang...
hidup kadang harus spontan agar kita bisa menikmatinya...
tapi terlalu spontan akan menjadikan hidup sangat tidak teratur...
akan sangat egois jika menjalani hidup semau kita sendiri...
harus ada bagian dimana diri kita merupakan milik kita dan milik orang lain..
hidup seseorang, bukan merupakan hidupnya seutuhnya...
hidup nya milik Tuhan yang menciptakannya sehingga dia punya kewajiban untuk beribadah...
hidupnya milik orang tuanya sehingga dia punya kewajiban untukberbakti...
hidupnya milik orang lain sehingga diapunya kewajiban untuk saling membantu...
untuk menjalani semua kewajiban, logika dan perasaan mulai bermain...
yang jadi masalah adalah bagaimana menjadikan mereka partner kerja, bukan rival...